
Ada satu orang yang mengirim email palsu dengan hal surat : “undangan interview kerja” dan salah satu kalimat dalam surat itu “biaya transportasi akan diganti setelah interview selesai”.
Karna kami termasuk orang yang haus dengan kerjaan, maka kami percaya dan menghubungi nomor telpon yang tertera pada surat undangan itu.
Kemudian mereka berkata “ untuk pembelian tiket pesawat, bisa menghubungi maskapai yang kami sediakan dengan harga pulang pergi sebesar Rp. 2,8 juta, dengan catatan biaya transportasi akan dikembalikan setelah interview selesai”.
Dan mereka juga berkata “ keberangkatan anda pukul 23.00 dengan maskapai Garuda dan tiketnya akan kami kirim ke email secepatnya”.
Andy menyuruh Riani duluan kebandara sedangkan Andy stand by di internet, dengan harapan orang itu benar-benar mengirim tiket itu.
Waktu menunjukan pukul 20.35, kemudian Riani menghubungi Andy dan berkata “Andy ternyata tiketnya untuk satu orang, jadi Andy tidak bisa ikut”. “ya ngak apa-apa dan sekarang Andy menuju Damri “ jawab Andy saat berada di angkutan umum.
Setelah sampai diterminal Damri, Andy menuju gerbang tiket dengan dengan terges-gesa dan berkata “apa Damri terakhir sudah berangkat ?” kemudian mereka menjawab “sudah berangkat 5 menit yang lalu”.
Dan Andy pun pulang dengan kecewa dan menghubungi Riani kalau Andy tidak bisa menemani dia dibandara.
15 menit sesampai dirumah Riani pun menghubungi Andy dan berkata “ Andy... ternyata orang itu menipu kita, dan sekrang Riani sudah dibandara”.
Kemudian Andy menjawab “ya sudahlah. Ini jadi pelajaran buat kita dan ambil saja hikmahnya. Sekarang Riani cari tempat yang aman atau duduk didekat security dan jangan sampai tidur soalnya Andy kebandara besok pagi pukul 3an”.
Setiap 15 menit Andy akan menghubungi Riani untuk memastikan kalau Riani disana baik-baik saja. Karena Andy takut Riani dapat masalah baru lagi.
Sampai waktu menunjukan pukul 02.00, Andy pergi ke terminal Damri untuk bisa secepatnya ke bandara dan akhirnya Andy sampai dibandara pukul 04.15.
Sesampai dibandara, Andy pun kebingungan mencari Riani. Setelah 10 menit mondar-mandir di depan maskapai Garuda. Dan akhirnya Riani pun keluar dengan tubuh yang letih dan lemas, raut wajah kecewa.
Kemudian kamipun mencari tempat duduk untuk menceritakan kronologi masalah ini dengan meneteskan air mata. Dan Andy menjawab “ini semua adalah pelajaran buat kita, kedepannya Riani harus percaya pada diri sendiri jangan percaya dengan perkataan orang lain”.
Andy menjelaskan “Yang menentukan jalan hidup kita adalah kita sendiri, bukan orang lain dan bukan juga orang tua. Sekarang ambil saja hikmah dari semua kejadian ini” .
Dan Riani menjawab sambil menyapu air matanya “ya. Ini pelajaran yang sangat beharga dan contoh untuk hari-hari kedepannya”.
Sebelum Andy berangkat ke bandara Riani bilang kalau Riani lapar dan minta dibeliin makanan.
Sambil menunggu terbitnya matahari kami pun bercerita tentang rencana masa depan dan berebutan makanan.
Singkat cerita, matahari pagi muncul dengan cerah dan Andy membangunkan Riani karena Riani tidur dan Andy duduk didekat kepala Riani untuk mejaga koper yang berisi penuh dengan baju.
Kami pun bersiap-siap untuk menuju terminal Damri dibandara untuk tujuan berikutnya, meskipun masih bingung, mau Damri yang tujuan kemana?
Karena kami masih kebingungan , jadi kami duduk diterminal Damri sampai pukul 09.00 pagi dan akhirnya kami naik Damri tujuan terminal Lebak Bulus.
Setelah naik Damri itu, kami pun istirahat didalam Damri itu. Tak lama kemudian sampai lah di terminal Lebak Bulus.
Dari semalam kami hanya makan roti satu berdua dan kami putuskan untuk membeli cemilan penggenjal perut.
Kami makan dengan lahapnya dan setelah itu kami menyusun kebohongan supaya orang tua Riani tidak mengkawatirkan Riani, karena uang transportasi itu adalah uang orang yang dipinjam oleh orang tua Riani dan berjanji akan diganti setelah interview selesai.
Seandainya orang tua Riani tau. kalau kami tertipu, mungkin orang tua Riani menyuruh Riani pulang dan melarang bertemu dengan Andy.
Setelah perut sudah kenyang, kami pun melanjutkan perjalanan yang tak tau alamatnya.
Setiap kali orang tua Riani menghubungi Riani, maka kebohongan baru akan datang.
Diatas Bus Way dari terminal Lebak Bulus menuju Selter Harmoni, kami tertidur pulas karena sudah lelah membuat kebohongan demi kebohongan.
Sesampai di Selter Harmoni kami pun duduk santai di jembatan penyebrangan Harmoni, sambil memikirkan tempat untuk menginap sementara dan menyusun kebohongan berikutnya.
Setelah pukul 11.00 sampai 13.00, karena badan kami masih terasa lelah dan mata ini masih ingin dipejamkan. Jadi kami mencari rute Bus Way terjauh dengan syarat Bus Waynya masih kosong. Dan akhirnya kami naik Bus Way tujuan Blok M dan transit di Selter Kota.
Sesampai didalam Bus Way kami tidur dengan nyenyaknya, dari Selter Harmoni hingga sampai di Selter blok M kami tidak menyadarinya.
Perjalanan yang begitu jauh hingga kami lapar dan mencari makanan di Blok M. Yang sebelumnya
Andy meminta izin ketemannya yang bernama Susi untuk menginap di kosan dia dalam beberapa
hari kedepan.
Tujuan terakhir kami adalah Bus Way tujuan Benhil tempat Susi ngekos